KOMPAS.com — Dengan berjalannya waktu dan semakin
canggihnya teknologi, pekerjaan yang biasanya dikerjakan dengan
menggunakan tenaga manusia diprediksi akan tergantikan.
Menurut analisis dari Glassdoor, situs komunitas pencari kerja, otomatisasi akan meningkat drastis pada tahun 2033 mendatang. Pada saat itu, Glassdoor mengklaim sebanyak 47 persen dari pekerjaan yang ada saat ini akan diambil alih oleh tenaga mesin.
"Di masa depan, tampaknya kebanyakan dari pekerjaan yang ada saat ini, dari kasir ke teller,
akan diotomatisasi dan kebutuhan untuk orang sungguhan mengerjakan
peran tersebut tidak akan diperlukan lagi saat teknologi sudah mampu dan
mengambil tanggung jawab tersebut," kata Scott Dobroski, Ahli Komunitas
Glassdoor.
Menurut Dobroski, ada beberapa jenis pekerjaan dengan keterampilan rendah, seperti telemarketer, dapat digantikan dengan mudah oleh tenaga mesin.
Namun, pekerjaan yang membutuhkan kreativitas atau kemampuan sosial tinggi tidak akan tergantikan dengan mudah.
"Perencana pernikahan (wedding planner), sebagai contohnya, tidak berisiko untuk diotomatisasi seluruhnya karena kreativitas, komunikasi, dan kemampuan multitasking dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan," lanjut Dobroski.
Ingin
tahu prediksi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang bisa saja punah,
tergantikan oleh tenaga mesin dalam beberapa tahun mendatang? Berikut 10
pekerjaan yang mungkin tergantikan, seperti dikutip dari Mashable.
1. Teller bank
Peran
dari pekerjaan yang satu ini sudah mulai digantikan oleh mesin anjungan
tunai mandiri (ATM). Saat ini, nasabah bank dapat mengambil uang tunai,
transfer dana, membayar tagihan, hingga membeli pulsa melalui mesin
ATM. Melalui sebuah mesin khusus lainnya, nasabah pun dapat menyetor
uang tunai ke rekeningnya.
Menurut Mark Gilder, Director of
Distribution Strategy Citibank, saat ini setidaknya 85 persen pekerjaan
teller bank dapat dilakukan di ATM.
Meskipun begitu, jenis
pekerjaan ini masih belum digantikan oleh mesin sepenuhnya. Menurut
Bureau of Labor Statistics (BLS) AS, tidak ada perubahan yang terlalu
signifikan pada jumlah tenaga kerja ini hingga tahun 2022 mendatang.
2. Kasir
Kasir
merupakan salah satu contoh lain pekerjaan yang dapat digantikan dengan
mesin. Beberapa toko besar di AS dan negara-negara Barat lainnya sudah
menyediakan sebuah mesin khusus untuk layanan mandiri para pembelinya.
Nantinya,
para pembeli bisa memindai dan melakukan pembayaran secara mandiri
melalui mesin tersebut. Hingga saat ini, mesin mandiri tersebut
diketahui sudah berjumlah 430.000 unit di seluruh dunia, meningkat
hingga empat kali lipatnya dari tahun 2008 lalu.
3. Resepsionis
Tugas
menerima panggilan telepon yang biasanya dimiliki oleh resepsionis saat
ini sudah mulai dikerjakan oleh mesin penjawab atau sistem asisten
virtual. Salah satu sistem yang mulai terkenal adalah virtual receptionist.
Di negara dengan teknologi maju seperti Jepang, peran resepsionis bahkan sudah tergantikan robot sungguhan.
4. Operator telepon
Sama seperti resepsionis, tugas penerima panggilan dari konsumen sudah mulai tergantikan mesin penjawab otomatis.
5. Tukang pos
Peran surat berbentuk fisik saat ini sudah tergantikan oleh e-mail atau surat elektronik. Selain lebih hemat, tidak menggunakan prangko, kertas, dan lain-lain, e-mail dapat terkirim hanya dalam hitungan detik saja.
6. Agen perjalanan (travel agent)
Beberapa
tahun lalu, konsumen harus pergi ke agen perjalanan apabila ingin
memesan tiket pesawat. Namun, kini konsumen dapat melakukannya sendiri
melalui situs maskapai yang ingin digunakan.
Selain lebih praktis, konsumen dapat memilah sendiri, tiket mana yang paling murah.
7. Juru ketik
Peran juru ketik untuk masa depan diprediksi akan tergantikan oleh mesin atau software pengenal suara. Saat ini, para ahli dan perusahaan teknologi raksasa terus mengembangkan dan menyempurnakan sistem tersebut.
8. Reporter
Dengan meningkatnya layanan blog dan media online, profesi reporter media cetak atau koran diprediksi akan terus menurun.
Perangkat lunak pun kini sudah mulai dapat digunakan untuk menulis artikel. Sebagai contoh, The New York Times menggunakan teknologi situs web semantik untuk membuat pengumuman pernikahan.
Alih-alih
seorang reporter menulis berita pernikahan, para pembaca dapat
memasukkan informasi sendiri melalui dunia maya, seperti informasi
pengantin, pekerjaan, dan banyak lagi. Informasi tersebut nantinya akan
diatur sedemikian rupa oleh sebuah perangkat lunak untuk dijadikan
sebuah artikel pengumuman pernikahan.
9. Penginput data (data entry)
Peran pekerjaan ini dapat digantikan oleh software pengenal suara, sama seperti juru ketik.
10. Telemarketer
Tidak berbeda dari resepsionis, peran telemarketer juga bisa digantikan oleh sistem mesin penjawab otomatis.
SUMBER
Sabtu, 01 Februari 2014
Senin, 27 Januari 2014
Ini cara NSA dan scammer mencuri data pengguna Facebook
Reporter : Arif Pitoyo | Sabtu, 25 Januari 2014 08:19
Merdeka.com - Facebook merupakan social media yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain untuk ajang narsis, lewatFacebook, pengguna juga bisa menemukan teman-teman lama yang sebelumnya tidak pernah berkomunikasi.
Tak jarang pengguna mencantumkan semua data pribadinya agar teman lamanya di Facebook bisa tahu dan bisa menghubunginya setiap saat, baik lewat telepon atau pun berkunjung ke rumah, sehingga data alamat, nomor telepon, foto keluarga, dan lainnya pun tercantum dalam profil Facebook, apalagi pengguna sering lupa mengunci keamanan pada menu privacy.
Meski penuh dengan kemudahan dan kesenangan saat berselancar di social media, terdapat bahaya yang mengintip setiap saat, yaitu pencurian data, penipuan, dan bahkan mengarah ke kriminalitas fisik.
Anonymous Indonesia lewat akun twitter @AnonNewsIndonesia mengungkapkan bahaya pencurian data, terutama yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat lewat jebakan.
"Jika Anda membuka Facebook dan mendapatkan pesan akun anda di kunci dengan alasan akun anda terjangkit virus atau malware, dan anda disarankan untuk menginstal antivirus dari microsoft untuk komputer dan apple, tolong jangan di instal atau abaikan saja," kicaunya, belum lama ini.
Dia meyakini bahwa hal tersebut merupakan jebakan atau trik dari hacker elit NSA untuk mencuri atau mengakses data pribadi pengguna Facebook.
Selain itu, dalam situs indonesiaindonesia.com juga terungkap cara scammer dalam menipu korbannya. Pertama adalah mencari korban dengan mengirim permintaan menjadi teman ke beberapa profile orang di Facebook dan Myspace secara acak. Beberapa dari mereka pasti menerima permintaan tersebut, kemudian scammer mengumpulkan semua data teman-teman korban.
Langkah kedua, buka facebook dan cari teman-teman korban itu, jika menemukan profile mereka, scammer mengirim permintaan menjadi teman (friend request) di Facebook.
Langkah ketiga, jika korban telah menerima permintaan tersebut, scammer akan membandingkan data teman-teman mereka di MySpace dan di Facebook, lalu scammer membuat daftar mereka yang terdaftar di MySpace tetapi tidak terdaftar di Facebook.
Scammer lalu mengambil foto-foto mereka beserta data profile nya dan buat profile palsu yang meyakinkan di Facebook, lalu akun palsu tadi mengirim permintaan menjadi teman (friend request) ke korban di Facebook setelah itu barulah mereka melancarkan tipuannya.
Pengguna Facebook memang disarankan tidak menerima pertemanan dari orang-orang yang tidak dikenalnya agar tidak terjebak menjadi korban scammer.
merdeka.com
Merdeka.com - Facebook merupakan social media yang paling banyak digunakan di Indonesia. Selain untuk ajang narsis, lewatFacebook, pengguna juga bisa menemukan teman-teman lama yang sebelumnya tidak pernah berkomunikasi.
Tak jarang pengguna mencantumkan semua data pribadinya agar teman lamanya di Facebook bisa tahu dan bisa menghubunginya setiap saat, baik lewat telepon atau pun berkunjung ke rumah, sehingga data alamat, nomor telepon, foto keluarga, dan lainnya pun tercantum dalam profil Facebook, apalagi pengguna sering lupa mengunci keamanan pada menu privacy.
Meski penuh dengan kemudahan dan kesenangan saat berselancar di social media, terdapat bahaya yang mengintip setiap saat, yaitu pencurian data, penipuan, dan bahkan mengarah ke kriminalitas fisik.
Anonymous Indonesia lewat akun twitter @AnonNewsIndonesia mengungkapkan bahaya pencurian data, terutama yang dilakukan oleh National Security Agency (NSA) Amerika Serikat lewat jebakan.
"Jika Anda membuka Facebook dan mendapatkan pesan akun anda di kunci dengan alasan akun anda terjangkit virus atau malware, dan anda disarankan untuk menginstal antivirus dari microsoft untuk komputer dan apple, tolong jangan di instal atau abaikan saja," kicaunya, belum lama ini.
Dia meyakini bahwa hal tersebut merupakan jebakan atau trik dari hacker elit NSA untuk mencuri atau mengakses data pribadi pengguna Facebook.
Selain itu, dalam situs indonesiaindonesia.com juga terungkap cara scammer dalam menipu korbannya. Pertama adalah mencari korban dengan mengirim permintaan menjadi teman ke beberapa profile orang di Facebook dan Myspace secara acak. Beberapa dari mereka pasti menerima permintaan tersebut, kemudian scammer mengumpulkan semua data teman-teman korban.
Langkah kedua, buka facebook dan cari teman-teman korban itu, jika menemukan profile mereka, scammer mengirim permintaan menjadi teman (friend request) di Facebook.
Langkah ketiga, jika korban telah menerima permintaan tersebut, scammer akan membandingkan data teman-teman mereka di MySpace dan di Facebook, lalu scammer membuat daftar mereka yang terdaftar di MySpace tetapi tidak terdaftar di Facebook.
Scammer lalu mengambil foto-foto mereka beserta data profile nya dan buat profile palsu yang meyakinkan di Facebook, lalu akun palsu tadi mengirim permintaan menjadi teman (friend request) ke korban di Facebook setelah itu barulah mereka melancarkan tipuannya.
Pengguna Facebook memang disarankan tidak menerima pertemanan dari orang-orang yang tidak dikenalnya agar tidak terjebak menjadi korban scammer.
merdeka.com
Senin, 20 Januari 2014
Menyaksikan Iklan di Smartphone India Ini Bisa Menghasilkan Uang Lho!
Sebuah kebijakan yang sangat menarik diluncurkan oleh produsen smartphone India, Micromax. Mereka baru saja memperkenalkan smartphone baru bernama Canvas Mad A94. Smartphone ini mempunyai spesifikasi yang terbilang biasa saja. Namun daya tarik smartphone ini terletak pada sebuah aplikasi bernama MAd yang ada di dalamnya.
MAd yang merupakan kepanjangan dari Micromax Advertising bisa dijadikan sarana penghasil uang oleh pemilik smartphone ini. Caranya pun tak terlalu sulit, pemilik smartphone tinggal menyaksikan iklan dan akan mendapatkan poin. Selanjutnya, poin tersebut bisa ditukar dengan uang atau pulsa.
Selain itu, aplikasi MAd juga dilengkapi dengan portal M!Live. Portal ini pun menyediakan berbagai jenis konten download, seperti game, video, wallpaper serta musik. Smartphone ini juga dilengkapi dengan aplikasi layanan video streaming film Bollywood Spuul, Kingsoft Office serta Opera Mini.
Smartphone Canvas MAd A94 sendiri seperti telah dibilang sebelumnya, mempunyai spesifikasi yang biasa-biasa saja. Handphone ini menggunakan OS Android Jelly Bean 4.2.2 dengan layar berukuran 4.5 inci. Di bagian dalamnya, terdapat prosesor quad core berkecepatan 1.2GHz. Mengenai harganya, smartphone ini dipatok sebesar 8490 rupee atau 1.6 juta rupiah.
Selasa, 14 Januari 2014
Unibraw Malang kembangkan game kinect bagi penderita autis
Reporter : Dwi Andi Susanto | Sabtu, 11 Januari 2014 12:01
Merdeka.com - Memang terapi untuk para penderita attention deficit hyperactive disorder atau autis dapat dikatakan mahal dan harus dilakukan secara berulang-ulang. Namun, dengan alat ini, biaya tersebut dapat dipangkas.
3 orang mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan satu permainan yang juga dapat digunakan sebagai sarana terapi bagi para penderita autis.
Permainan yang diberi nama Application Game Therapy Attention Deficit Hyperactive Disorder" (AGTA) ini menggunakan alat sensor gerak sejenis kinect seperti yang digunakan di perangkat game seperti Xbox One atau Wii U.
Terdapat 3 pilihan game yang disajikan yaitu "Catch the Jellyfish," "Falling Party" dan "Go Fishing." Pada permainan "Catch the Jellyfish", pemain harus menangkap ubur-ubur yang lewat dengan menggunakan tangan kanannya saja.
Sedangkan permainan kedua "Falling Party" mengharuskan pemain menggerakkan kedua tangan kiri dan kanan untuk menangkap berbagai ikan yang jatuh dari arah atas. Sementara permainan ketiga, "Go Fishing", pemain harus memilih satu ikan yang warnanya sesuai dengan perintah yang diberikan sistem.
Memang, para pengembang game terapi ini mengatakan bahwa dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 juta untuk pembelian alatnya, namun dana tersebut hanya dikeluarkan sekali dan untuk jangka panjang.
"Untuk terapi obat biayanya sangat mahal, yakni yang berbentuk tablet seharga Rp65 ribu/butir, terapi biomedis dan terapi kognitif yang biayanya mencapai Rp90 ribu untuk satu kali pertemuan," jelas Ika Kusumaning Putri, salah satu pengembang AGTA di Malang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/01).
Lebih lanjut Ika mengatakan AGTA dirancang khusus bagi anak penderita autis. Autis merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik yang kebanyakan diderita oleh anak-anak.
Gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita ADHD itu antara lain kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam). "Menurut terapis yang kami temui saat riset pembuatan game AGTA ini, biasanya penderita autis ini tidak dapat duduk diam dan fokus pada suatu hal meski hanya dalam waktu 1 menit," kata Ika.
Selain dapat melatih konsentrasi dan fokus anak, AGTA juga dapat melatih perkembangan kognitif mereka.
Menyinggung rencana ke depan terkait temuannya itu, Ika mengatakan permainan ini akan dikembangkan untuk tujuan sosial, terutama bagi sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus atau perorangan yang memang membutuhkan.
Saat ini, lanjutnya, permainan AGTA sudah mulai diterapkan di sekolah berkebutuhan khusus yang ada di Kota Malang. "Kami sudah pernah menerapkan di salah satu sekolah berkebutuhan khusus zero five dan responnya sangat bagus," kata mahasiswa lainnya, Hanas.
AGTA yang diusung oleh tiga mahasiswa yang tergabung dalam Raion's Head itu berhasil meraih medali emas dalam kategori permainan di ajang kompetisi Gemastik 6.
Pada kompetisi yang diselenggarakan di Bandung itu, AGTA mampu menyisihkan sembilan karya game finalis lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.
3 orang mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, berhasil menciptakan satu permainan yang juga dapat digunakan sebagai sarana terapi bagi para penderita autis.
Permainan yang diberi nama Application Game Therapy Attention Deficit Hyperactive Disorder" (AGTA) ini menggunakan alat sensor gerak sejenis kinect seperti yang digunakan di perangkat game seperti Xbox One atau Wii U.
Terdapat 3 pilihan game yang disajikan yaitu "Catch the Jellyfish," "Falling Party" dan "Go Fishing." Pada permainan "Catch the Jellyfish", pemain harus menangkap ubur-ubur yang lewat dengan menggunakan tangan kanannya saja.
Sedangkan permainan kedua "Falling Party" mengharuskan pemain menggerakkan kedua tangan kiri dan kanan untuk menangkap berbagai ikan yang jatuh dari arah atas. Sementara permainan ketiga, "Go Fishing", pemain harus memilih satu ikan yang warnanya sesuai dengan perintah yang diberikan sistem.
Memang, para pengembang game terapi ini mengatakan bahwa dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 juta untuk pembelian alatnya, namun dana tersebut hanya dikeluarkan sekali dan untuk jangka panjang.
"Untuk terapi obat biayanya sangat mahal, yakni yang berbentuk tablet seharga Rp65 ribu/butir, terapi biomedis dan terapi kognitif yang biayanya mencapai Rp90 ribu untuk satu kali pertemuan," jelas Ika Kusumaning Putri, salah satu pengembang AGTA di Malang, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/01).
Lebih lanjut Ika mengatakan AGTA dirancang khusus bagi anak penderita autis. Autis merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik yang kebanyakan diderita oleh anak-anak.
Gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita ADHD itu antara lain kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif (perilaku yang tidak bisa diam). "Menurut terapis yang kami temui saat riset pembuatan game AGTA ini, biasanya penderita autis ini tidak dapat duduk diam dan fokus pada suatu hal meski hanya dalam waktu 1 menit," kata Ika.
Selain dapat melatih konsentrasi dan fokus anak, AGTA juga dapat melatih perkembangan kognitif mereka.
Menyinggung rencana ke depan terkait temuannya itu, Ika mengatakan permainan ini akan dikembangkan untuk tujuan sosial, terutama bagi sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus atau perorangan yang memang membutuhkan.
Saat ini, lanjutnya, permainan AGTA sudah mulai diterapkan di sekolah berkebutuhan khusus yang ada di Kota Malang. "Kami sudah pernah menerapkan di salah satu sekolah berkebutuhan khusus zero five dan responnya sangat bagus," kata mahasiswa lainnya, Hanas.
AGTA yang diusung oleh tiga mahasiswa yang tergabung dalam Raion's Head itu berhasil meraih medali emas dalam kategori permainan di ajang kompetisi Gemastik 6.
Pada kompetisi yang diselenggarakan di Bandung itu, AGTA mampu menyisihkan sembilan karya game finalis lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.
[das]
Langganan:
Postingan (Atom)